Hamas telah mengundang Elon Musk untuk datang ke Gaza dan menyaksikan sendiri dampak kekerasan dan penghancuran yang ditimbulkan oleh Israel di Jalur Gaza.
Undangan dari pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, disampaikan pada hari Selasa. Sehari sebelumnya, miliarder teknologi, yang memiliki platform media sosial X, telah mengunjungi sebuah kibbutz yang menjadi sasaran penembak Hamas saat serangan 7 Oktober dan menyatakan komitmennya untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk menghentikan penyebaran kebencian.
Baca Juga: Pertemuan Kepala CIA dan Mossad di Qatar
Hamdan meminta Musk, yang baru-baru ini bertemu dengan perdana menteri dan presiden Israel, untuk juga mengunjungi Palestina dan mendapatkan perspektif yang lebih lengkap.
“Kami mengundangnya untuk mengunjungi Gaza untuk melihat sejauh mana pembantaian dan penghancuran yang dilakukan terhadap rakyat Gaza, sesuai dengan standar objektivitas dan kredibilitas,” kata Hamdan dalam konferensi pers di Beirut.
“Dalam 50 hari, Israel menjatuhkan lebih dari 40.000 ton bahan peledak di rumah-rumah warga Gaza yang tak berdaya,” tambah pejabat tersebut.
Musk baru-baru ini menghadapi kritik bahwa platform media sosialnya sarat dengan retorika anti-Semit dan nasionalis kulit putih yang mempromosikan kekerasan dan kebencian.
Saat mengunjungi Israel, mogul media sosial dan teknologi itu menyatakan keterkejutannya melihat kibbutz Kfar Aza yang hancur, dengan mengatakan bahwa Israel “tidak punya pilihan” selain memusnahkan Hamas.
Musk juga membuat kesepakatan di bawah mana “unit satelit Starlink [akan] hanya dioperasikan di Israel dengan persetujuan Kementerian Komunikasi Israel, termasuk Jalur Gaza,” sebuah perubahan drastis dari pemikirannya sebelumnya bahwa ia bisa menyediakan Starlink untuk meningkatkan komunikasi di Gaza di tengah banyak pemadaman telekomunikasi.
Pejabat Hamas juga meminta AS “untuk meninjau [hubungannya] dengan Israel dan menghentikan pasokan senjata kepada mereka,” dan bagi komunitas internasional untuk segera mengirim tim pertahanan sipil yang khusus untuk membantu mengevakuasi ribuan mayat dari bawah puing-puing.
Sumber: Aljazeera.com