Manfaat dan Keberkahan dalam Bekerja Menurut Ajaran Islam

Pekerjaan bukan sekadar rutinitas harian, melainkan suatu panggilan untuk menjemput rezeki dan mencari nafkah di atas muka bumi sesuai dengan ajaran Islam. Tujuannya adalah agar rezeki tersebut mencukupi kebutuhan diri sendiri dan keluarga tanpa harus bergantung pada belas kasihan orang lain. Allah Ta’ala dengan tegas mengingatkan hikmah diciptakannya siang dan malam dalam Al-Qur’an (QS. Al-Qasas: 73). Ini merupakan panggilan bagi umat Islam untuk beristirahat pada malam hari dan bekerja pada siang hari, mencari sebagian dari karunia-Nya dan bersyukur kepada-Nya.

Ibnu Katsir rahimahullah menekankan pentingnya usaha dalam mencari rezeki, tetapi tetap dengan sikap tawakal kepada Allah. Dalam Tafsir Al-Quran Al-Adzim, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa usaha mencari rezeki tidak bertentangan dengan tawakal kepada Allah (QS. Al-Mulk: 15).

Baca Juga: Menghindari Berlebihan dalam Beribadah

Landasan Motivasi Bekerja dalam Al-Qur’an

Dalam surah Al-Jumu’ah, Allah Ta’ala memerintahkan umat Islam untuk bertebaran di muka bumi setelah menunaikan salat Jumat dan mencari karunia Allah (QS. Al-Jumu’ah: 10). Para ahli tafsir menafsirkan “karunia” dalam ayat ini sebagai mencari penghasilan dan berdagang. Ini menunjukkan bahwa Allah memerintahkan umat Islam untuk bekerja dan mencari nafkah setelah melaksanakan kewajiban ibadah.

Dalam surah Al-Qasas, Allah Ta’ala mengingatkan agar umat Islam tidak melupakan bagian dunianya sambil berusaha mencari keberkahan di akhirat (QS. Al-Qasas: 77). Bekerja dan mencari nafkah halal di dunia diakui sebagai sarana untuk mencapai keberkahan di akhirat.

Bimbingan Rasulullah dalam Motivasi Bekerja

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan motivasi dan dorongan agar umat Islam bekerja, berusaha, dan mencari nafkah. Beliau menyampaikan bahwa memakan makanan hasil kerja sendiri lebih baik daripada memakan makanan yang didapat tanpa usaha (HR. Bukhari no. 2072). Rasulullah juga mengajarkan bahwa bekerja dengan tangan sendiri merupakan tindakan mulia.

Dalam hadis lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan bahwa membawa kayu bakar untuk dijual lebih mulia daripada meminta-minta kepada orang lain (HR. Bukhari no. 1471). Pesan ini menegaskan pentingnya usaha dan kemandirian dalam mencari rezeki.

Menafkahi Keluarga sebagai Bentuk Ibadah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menekankan pentingnya menafkahi keluarga sebagai bentuk sedekah yang sangat utama. Beliau bersabda bahwa memberikan makanan untuk diri sendiri atau keluarga dinilai sebagai sedekah (HR. An-Nasa’i dalam As-Sunan Al-Kubra no. 9185). Dengan kata lain, usaha mencari nafkah untuk keluarga dianggap sebagai amal kebaikan dan sedekah di mata Allah.

Dalam surah Al-Muzammil, Allah menyamakan kedudukan orang yang mencari nafkah dengan orang yang berjihad di jalan-Nya (QS. Al-Muzammil: 20). Ini menunjukkan bahwa mencari nafkah, jika diniatkan dengan ikhlas untuk mencari ridha Allah, memiliki kedudukan yang tinggi dan bernilai ibadah seperti jihad di jalan Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengajarkan agar niat bekerja diiringi dengan kehadiran spiritual. Beliau bersabda, “Amal itu tergantung pada niat, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan niatnya” (HR. Bukhari no. 1). Oleh karena itu, saat berangkat bekerja, sebaiknya sertakan niat untuk mencari rida dan wajah Allah Ta’ala.

Bekerja sebagai Ibadah dalam Islam

Bekerja dalam ajaran Islam bukan hanya sekadar rutinitas harian, melainkan panggilan untuk mencari rezeki dan nafkah yang halal. Islam memberikan landasan dan motivasi melalui Al-Qur’an dan hadis untuk mendorong umat Islam agar bekerja dengan penuh semangat dan ikhlas. Bekerja dianggap sebagai bentuk ibadah jika diniatkan dengan baik dan dilakukan sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya.

Dengan menjalankan pekerjaan sebagai ibadah, seseorang tidak hanya mencari keberkahan di dunia tetapi juga mendapatkan pahala di akhirat. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan semangat bekerja yang didasarkan pada nilai-nilai Islam, menjadikan setiap tindakan sebagai bentuk ibadah yang mengantarkan pada kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Getting Info...

About the Author

The best of humanity is the one who is most beneficial to others. When someone has passed away, their deeds are severed except for three things: ongoing charity (Sadaqah Jariyah), beneficial knowledge, and a righteous child who prays for their paren…

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.