Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Dia telah memberikan kita banyak nikmat yang tidak terhitung jumlahnya. Nikmat-nikmat itu meliputi segala sesuatu yang kita miliki, baik yang bersifat lahir maupun batin, baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari. Allah SWT berfirman:
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 18)
Sebagai hamba yang diberi nikmat oleh Allah SWT, kewajiban kita adalah mengingat nikmat-nikmat itu dan bersyukur kepada-Nya. Bersyukur adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Maka ingatlah Aku, Aku akan ingat kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152)
Bersyukur kepada Allah SWT bukan hanya dengan ucapan, tetapi juga dengan perbuatan. Bersyukur berarti mengakui bahwa semua nikmat berasal dari Allah SWT, memuji dan mengagungkan-Nya, dan menggunakan nikmat-nikmat itu untuk ketaatan dan kebaikan. Bersyukur juga berarti menjauhi segala bentuk kufur nikmat, yaitu mengingkari, menyalahgunakan, atau menyelewengkan nikmat-nikmat Allah SWT.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang nikmat Allah SWT, bersyukur, dan kufur nikmat. Kita akan belajar bagaimana cara mengenali, menghargai, dan mensyukuri nikmat-nikmat Allah SWT, serta bagaimana cara menghindari dan bertaubat dari kufur nikmat. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang agama Islam.
Baca Juga: Manfaat dan Keberkahan dalam Bekerja Menurut Ajaran Islam
Apa itu Nikmat Allah?
Nikmat Allah adalah segala sesuatu yang Allah SWT berikan kepada makhluk-Nya yang mengandung kebaikan, kemaslahatan, atau kenikmatan. Nikmat Allah tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat materi, seperti harta, kesehatan, atau kecantikan. Nikmat Allah juga mencakup hal-hal yang bersifat non-materi, seperti iman, ilmu, akal, atau hidayah.
Jenis-Jenis Nikmat Allah
Nikmat Allah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:
- Nikmat umum dan nikmat khusus. Nikmat umum adalah nikmat yang Allah SWT berikan kepada semua makhluk-Nya tanpa membedakan agama, bangsa, atau golongan. Contohnya adalah udara, air, matahari, bumi, dan lain-lain. Nikmat khusus adalah nikmat yang Allah SWT berikan kepada sebagian makhluk-Nya yang memiliki keistimewaan atau keutamaan. Contohnya adalah Islam, Al-Quran, Nabi Muhammad SAW, dan surga.
- Nikmat dzahir dan nikmat batin. Nikmat dzahir adalah nikmat yang tampak dan nyata, yang dapat dirasakan oleh panca indera. Contohnya adalah makanan, minuman, pakaian, rumah, dan lain-lain. Nikmat batin adalah nikmat yang tersembunyi dan gaib, yang hanya dapat dirasakan oleh hati dan pikiran. Contohnya adalah iman, taqwa, sabar, syukur, dan lain-lain.
- Nikmat besar dan nikmat kecil. Nikmat besar adalah nikmat yang memiliki nilai dan manfaat yang sangat tinggi, yang tidak dapat digantikan atau ditukar dengan sesuatu yang lain. Contohnya adalah hidup, akal, agama, dan surga. Nikmat kecil adalah nikmat yang memiliki nilai dan manfaat yang relatif rendah, yang dapat digantikan atau ditukar dengan sesuatu yang lain. Contohnya adalah makanan, minuman, pakaian, dan lain-lain.
Cara Mengenali Nikmat Allah
Untuk dapat mengenali nikmat-nikmat Allah SWT, kita perlu melakukan beberapa hal, antara lain:
- Membaca dan mempelajari Al-Quran dan As-Sunnah. Dalam Al-Quran dan As-Sunnah, Allah SWT dan Rasul-Nya telah menyebutkan banyak nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan kepada manusia, baik yang bersifat umum maupun khusus, dzahir maupun batin, besar maupun kecil. Dengan membaca dan mempelajari Al-Quran dan As-Sunnah, kita akan mengetahui apa saja nikmat-nikmat Allah SWT dan bagaimana cara mensyukurinya.
- Berdzikir dan berdoa kepada Allah SWT. Dengan berdzikir dan berdoa, kita akan selalu mengingat Allah SWT dan nikmat-nikmat-Nya. Dengan berdzikir, kita akan memuji dan mengagungkan Allah SWT, yang merupakan bentuk syukur dengan lisan. Dengan berdoa, kita akan memohon dan mengharap nikmat-nikmat Allah SWT, yang merupakan bentuk syukur dengan hati.
- Bersyukur atas nikmat-nikmat yang kita miliki. Dengan bersyukur, kita akan mengakui dan menghargai nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita. Dengan bersyukur, kita juga akan merasakan nikmat-nikmat itu dengan lebih baik dan lebih bahagia. Dengan bersyukur, kita juga akan mendapatkan tambahan nikmat-nikmat dari Allah SWT. Allah SWT berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
Apa itu Bersyukur?
Bersyukur adalah salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Bersyukur adalah mengakui dan menghargai nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan, memuji dan mengagungkan Allah SWT, dan menggunakan nikmat-nikmat itu untuk ketaatan dan kebaikan.
Pengertian Bersyukur
Bersyukur memiliki beberapa pengertian, antara lain:
- Menurut bahasa, bersyukur berarti mengakui dan menghargai nikmat atau kebaikan yang diterima dari seseorang. Kata syukur berasal dari kata syakara yang berarti mengakui atau menghargai.
- Menurut istilah, bersyukur berarti mengakui dan menghargai nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan, memuji dan mengagungkan Allah SWT, dan menggunakan nikmat-nikmat itu untuk ketaatan dan kebaikan. Bersyukur juga berarti menjauhi segala bentuk kufur nikmat, yaitu mengingkari, menyalahgunakan, atau menyelewengkan nikmat-nikmat Allah SWT.
Manfaat Bersyukur
Bersyukur memiliki banyak manfaat, baik di dunia maupun di akhirat. Beberapa manfaat bersyukur adalah:
- Mendapatkan ridha dan keridhaan Allah SWT. Allah SWT sangat menyukai hamba-hamba-Nya yang bersyukur. Allah SWT berfirman:
وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ ۚ فَمَا الَّذِينَ فُضِّلُوا بِرَادِّي رِزْقِهِمْ عَلَىٰ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَهُمْ فِيهِ سَوَاءٌ ۚ أَفَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ
“Dan Allah telah memberikan nikmat-Nya kepada kamu, (maka) apakah kamu akan mengingkari (nikmat)-Nya? Dan di antara kamu ada yang mengingkari (nikmat)-Nya. Dan ketahuilah, bahwa Allah tidak memerlukan (sesuatu) apapun dan Dia Maha Terpuji.” (QS. An-Nahl: 71)
- Mendapatkan tambahan nikmat dari Allah SWT. Allah SWT telah berjanji bahwa Dia akan menambah nikmat kepada orang-orang yang bersyukur. Allah SWT berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
- Mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan jiwa. Orang yang bersyukur akan merasa puas dan senang dengan apa yang dia miliki. Dia tidak akan iri, dengki, atau tamak terhadap nikmat orang lain. Dia juga tidak akan khawatir, sedih, atau putus asa terhadap ujian atau cobaan yang menimpanya. Dia akan selalu berserah dan bertawakkal kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ خَيْرُ ٱلْبَرِيَّةِ ﴿ ٧ ﴾ جَزَآؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّٰتُ عَدْنٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًۭا ۖ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِىَ رَبَّهُۥ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap Allah. Yang demikian itu adalah bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (QS. Al-Bayyinah: 7-8)
- Mendapatkan perlindungan dan pertolongan dari Allah SWT. Orang yang bersyukur akan mendapatkan perlindungan dari segala keburukan dan kejahatan. Allah SWT akan menjaga dan melindungi nikmat-nikmat yang dia miliki. Allah SWT juga akan memberikan pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan dan masalah yang dia hadapi. Allah SWT berfirman:
فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا۟ ذَوَىْ عَدْلٍ مِّنكُمْ وَأَقِيمُوا۟ ٱلشَّهَٰدَةَ لِلَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ يُوعَظُ بِهِۦ مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
Tanda-Tanda Orang yang Bersyukur
Orang yang bersyukur dapat dikenali dari beberapa tanda, antara lain:
- Mengakui dan menghargai nikmat-nikmat Allah SWT. Orang yang bersyukur akan selalu mengingat dan menyadari nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan kepadanya. Dia tidak akan menganggap nikmat-nikmat itu sebagai sesuatu yang biasa atau remeh. Dia juga tidak akan merasa sombong atau bangga dengan nikmat-nikmat itu. Dia akan selalu mengucapkan alhamdulillah dan memuji Allah SWT atas nikmat-nikmat itu.
- Memuji dan mengagungkan Allah SWT. Orang yang bersyukur akan selalu memuji dan mengagungkan Allah SWT dengan lisan dan hatinya. Dia akan selalu berdzikir dan berdoa kepada Allah SWT. Dia akan selalu mengucapkan la ilaha illallah, subhanallah, alhamdulillah, allahu akbar, dan lain-lain. Dia juga akan selalu membaca dan mempelajari Al-Quran dan As-Sunnah, serta mengikuti ajaran-ajarannya.
- Menggunakan nikmat-nikmat Allah SWT untuk ketaatan dan kebaikan. Orang yang bersyukur akan selalu menggunakan nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan untuk ketaatan dan kebaikan. Dia akan menjalankan kewajiban-kewajiban yang Allah SWT perintahkan, seperti shalat, zakat, puasa, haji, dan lain-lain. Dia juga akan menjauhi larangan-larangan yang Allah SWT larang, seperti syirik, zina, riba, maksiat, dan lain-lain. Dia juga akan berbuat baik kepada sesama makhluk Allah SWT, seperti orang tua, keluarga, tetangga, saudara, fakir miskin, yatim piatu, dan lain-lain.
Apa itu Kufur Nikmat?
Kufur nikmat adalah kebalikan dari bersyukur. Kufur nikmat adalah mengingkari, menyalahgunakan, atau menyelewengkan nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan. Kufur nikmat adalah salah satu dosa besar yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
Pengertian Kufur Nikmat
Kufur nikmat memiliki beberapa pengertian, antara lain:
- Menurut bahasa, kufur nikmat berarti mengingkari atau tidak mengakui nikmat atau kebaikan yang diterima dari seseorang. Kata kufur berasal dari kata kafara yang berarti menutup atau menyembunyikan.
- Menurut istilah, kufur nikmat berarti mengingkari, menyalahgunakan, atau menyelewengkan nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan. Mengingkari berarti tidak mengakui atau tidak menghargai nikmat-nikmat Allah SWT. Menyalahgunakan berarti menggunakan nikmat-nikmat Allah SWT untuk kemaksiatan atau kejahatan. Menyelewengkan berarti mengaitkan nikmat-nikmat Allah SWT dengan selain Allah SWT, seperti berhala, jin, atau manusia.
Bahaya Kufur Nikmat
Kufur nikmat memiliki banyak bahaya, baik di dunia maupun di akhirat. Beberapa bahaya kufur nikmat adalah:
- Mendapatkan murka dan kemurkaan Allah SWT. Allah SWT sangat membenci hamba-hamba-Nya yang kufur nikmat. Allah SWT berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
- Mendapatkan pengurangan atau penarikan nikmat dari Allah SWT. Allah SWT telah berhak untuk mengambil kembali nikmat-nikmat yang Dia berikan kepada hamba-hamba-Nya yang kufur nikmat. Allah SWT berfirman:
وَإِذَآ أَنْعَمْنَا عَلَى ٱلْإِنسَٰنِ أَعْرَضَ وَنَـَٔا بِجَانِبِهِۦ ۖ وَإِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ كَانَ يَـُٔوسًا
“Dan apabila Kami berikan nikmat kepada manusia, dia berpaling dan menjauhkan diri (dari Kami), dan apabila dia ditimpa kesusahan, maka dia berputus asa.” (QS. Al-Isra: 83)
- Mendapatkan kesengsaraan dan ketidaktenangan jiwa. Orang yang kufur nikmat akan merasa tidak puas dan tidak senang dengan apa yang dia miliki. Dia akan iri, dengki, atau tamak terhadap nikmat orang lain. Dia juga akan khawatir, sedih, atau putus asa terhadap ujian atau cobaan yang menimpanya. Dia tidak akan berserah dan bertawakkal kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ
“Barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha: 124)
- Mendapatkan siksa dan azab dari Allah SWT di akhirat. Orang yang kufur nikmat akan mendapatkan siksa dan azab yang pedih dan kekal di akhirat. Allah SWT akan memasukkannya ke dalam neraka, tempat yang penuh dengan api, zatara, dan berbagai macam siksaan. Allah SWT berfirman:
وَقُلِ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ ۖ فَمَن شَآءَ فَلْيُؤْمِن وَمَن شَآءَ فَلْيَكْفُرْ ۚ إِنَّآ أَعْتَدْنَا لِلظَّٰلِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا ۚ وَإِن يَسْتَغِيثُوا۟ يُغَاثُوا۟ بِمَآءٍ كَٱلْمُهْلِ يَشْوِى ٱلْوُجُوهَ ۚ بِئْسَ ٱلشَّرَابُ وَسَآءَتْ مُرْتَفَقًا
“Dan sesungguhnya Kami telah menyiapkan bagi orang-orang yang zalim, api neraka yang dinding-dindingnya akan mengepung mereka. Dan jika mereka minta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti logam cair yang mendidih wajah-wajah mereka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (QS. Al-Kahfi: 29)
Tanda-Tanda Orang yang Kufur Nikmat
Orang yang kufur nikmat dapat dikenali dari beberapa tanda, antara lain:
- Mengingkari dan tidak menghargai nikmat-nikmat Allah SWT. Orang yang kufur nikmat akan lupa dan tidak menyadari nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan kepadanya. Dia akan menganggap nikmat-nikmat itu sebagai sesuatu yang wajar atau sepele. Dia juga akan merasa sombong atau bangga dengan nikmat-nikmat itu. Dia tidak akan mengucapkan alhamdulillah atau memuji Allah SWT atas nikmat-nikmat itu.
- Menyalahgunakan dan menyelewengkan nikmat-nikmat Allah SWT. Orang yang kufur nikmat akan menggunakan nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan untuk kemaksiatan atau kejahatan. Dia akan melanggar kewajiban-kewajiban yang Allah SWT perintahkan, seperti shalat, zakat, puasa, haji, dan lain-lain. Dia juga akan melakukan larangan-larangan yang Allah SWT larang, seperti syirik, zina, riba, maksiat, dan lain-lain. Dia juga akan berbuat jahat kepada sesama makhluk Allah SWT, seperti orang tua, keluarga, tetangga, saudara, fakir miskin, yatim piatu, dan lain-lain.
- Mengaitkan nikmat-nikmat Allah SWT dengan selain Allah SWT. Orang yang kufur nikmat akan mengaitkan nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan dengan selain Allah SWT, seperti berhala, jin, atau manusia. Dia akan menyembah, meminta, atau berharap kepada selain Allah SWT. Dia akan menganggap bahwa selain Allah SWT yang memberikan, mengatur, atau mengambil nikmat-nikmat itu. Dia akan mengucapkan syukur, pujian, atau doa kepada selain Allah SWT.
Bagaimana Cara Bersyukur kepada Allah?
Bersyukur kepada Allah SWT bukan hanya dengan ucapan, tetapi juga dengan perbuatan. Bersyukur berarti mengakui bahwa semua nikmat berasal dari Allah SWT, memuji dan mengagungkan-Nya, dan menggunakan nikmat-nikmat itu untuk ketaatan dan kebaikan. Bersyukur juga berarti menjauhi segala bentuk kufur nikmat, yaitu mengingkari, menyalahgunakan, atau menyelewengkan nikmat-nikmat Allah SWT.
Bersyukur dengan Hati
Bersyukur dengan hati adalah mengakui dan menghargai nikmat-nikmat Allah SWT dengan hati. Bersyukur dengan hati berarti:
- Menyadari dan mengingat nikmat-nikmat Allah SWT. Orang yang bersyukur dengan hati akan selalu menyadari dan mengingat nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan kepadanya. Dia tidak akan lupa atau mengabaikan nikmat-nikmat itu. Dia akan selalu merenungkan dan memikirkan nikmat-nikmat itu.
- Merasa puas dan senang dengan nikmat-nikmat Allah SWT. Orang yang bersyukur dengan hati akan merasa puas dan senang dengan apa yang dia miliki. Dia tidak akan iri, dengki, atau tamak terhadap nikmat orang lain. Dia juga tidak akan khawatir, sedih, atau putus asa terhadap ujian atau cobaan yang menimpanya. Dia akan selalu berserah dan bertawakkal kepada Allah SWT.
- Memohon dan mengharap nikmat-nikmat Allah SWT. Orang yang bersyukur dengan hati akan selalu memohon dan mengharap nikmat-nikmat Allah SWT. Dia tidak akan merasa cukup atau kaya dengan nikmat-nikmat yang dia miliki. Dia akan selalu berdoa dan meminta nikmat-nikmat yang lebih baik dan lebih banyak dari Allah SWT. Dia juga akan berdoa dan meminta perlindungan dan pertolongan dari Allah SWT.
Bersyukur dengan Lisan
Bersyukur dengan lisan adalah mengakui dan menghargai nikmat-nikmat Allah SWT dengan lisan. Bersyukur dengan lisan berarti:
- Mengucapkan alhamdulillah dan memuji Allah SWT. Orang yang bersyukur dengan lisan akan selalu mengucapkan alhamdulillah dan memuji Allah SWT atas nikmat-nikmat yang Dia berikan. Dia tidak akan mengucapkan ucapan yang menunjukkan ketidakpuasan atau ketidaksyukuran. Dia akan selalu mengucapkan la ilaha illallah, subhanallah, alhamdulillah, allahu akbar, dan lain-lain.
- Membaca dan mempelajari Al-Quran dan As-Sunnah. Orang yang bersyukur dengan lisan akan selalu membaca dan mempelajari Al-Quran dan As-Sunnah. Dia akan mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat-ayat dan hadits-hadits yang berkaitan dengan nikmat-nikmat Allah SWT. Dia juga akan mengikuti ajaran-ajarannya dan mengamalkannya dalam kehidupannya.
- Menyebarkan dan menasihati tentang nikmat-nikmat Allah SWT. Orang yang bersyukur dengan lisan akan selalu menyebarkan dan menasihati tentang nikmat-nikmat Allah SWT. Dia akan menceritakan dan mengingatkan nikmat-nikmat Allah SWT kepada orang lain, terutama kepada keluarga, saudara, dan teman-temannya. Dia juga akan mengajak dan mendorong orang lain untuk bersyukur kepada Allah SWT.
Bersyukur dengan Perbuatan
Bersyukur dengan perbuatan adalah mengakui dan menghargai nikmat-nikmat Allah SWT dengan perbuatan. Bersyukur dengan perbuatan berarti:
- Menjalankan kewajiban-kewajiban yang Allah SWT perintahkan. Orang yang bersyukur dengan perbuatan akan menjalankan kewajiban-kewajiban yang Allah SWT perintahkan, seperti shalat, zakat, puasa, haji, dan lain-lain. Dia tidak akan meninggalkan atau mengabaikan kewajiban-kewajiban itu. Dia akan melaksanakan kewajiban-kewajiban itu dengan sebaik-baiknya dan sesempurna-murnanya.
- Menjauhi larangan-larangan yang Allah SWT larang. Orang yang bersyukur dengan perbuatan akan menjauhi larangan-larangan yang Allah SWT larang, seperti syirik, zina, riba, maksiat, dan lain-lain. Dia tidak akan melakukan atau terlibat dalam larangan-larangan itu. Dia akan menjaga diri dan nikmat-nikmatnya dari hal-hal yang dapat merusak atau mengurangi nikmat-nikmat itu.
- Berbuat baik kepada sesama makhluk Allah SWT. Orang yang bersyukur dengan perbuatan akan berbuat baik kepada sesama makhluk Allah SWT, seperti orang tua, keluarga, tetangga, saudara, fakir miskin, yatim piatu, dan lain-lain. Dia tidak akan berbuat jahat atau zalim kepada makhluk Allah SWT. Dia akan membantu, menolong, dan memberi manfaat kepada makhluk Allah SWT.
Baca Juga: Menghindari Berlebihan dalam Beribadah
Kesimpulan
Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa hal, antara lain:
- Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Dia telah memberikan kita banyak nikmat yang tidak terhitung jumlahnya. Nikmat-nikmat itu meliputi segala sesuatu yang kita miliki, baik yang bersifat lahir maupun batin, baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari.
- Sebagai hamba yang diberi nikmat oleh Allah SWT, kewajiban kita adalah mengingat nikmat-nikmat itu dan bersyukur kepada-Nya. Bersyukur adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Bersyukur berarti mengakui bahwa semua nikmat berasal dari Allah SWT, memuji dan mengagungkan-Nya, dan menggunakan nikmat-nikmat itu untuk ketaatan dan kebaikan.
- Bersyukur kepada Allah SWT bukan hanya dengan ucapan, tetapi juga dengan perbuatan. Bersyukur berarti mengakui dan menghargai nikmat-nikmat Allah SWT dengan hati, lisan, dan perbuatan. Bersyukur juga berarti menjauhi segala bentuk kufur nikmat, yaitu mengingkari, menyalahgunakan, atau menyelewengkan nikmat-nikmat Allah SWT.
- Bersyukur memiliki banyak manfaat, baik di dunia maupun di akhirat. Bersyukur dapat mendatangkan ridha dan keridhaan Allah SWT, tambahan nikmat dari Allah SWT, kebahagiaan dan ketenangan jiwa, serta perlindungan dan pertolongan dari Allah SWT. Bersyukur juga dapat menyelamatkan kita dari siksa dan azab Allah SWT di akhirat.
- Kufur nikmat adalah kebalikan dari bersyukur. Kufur nikmat adalah mengingkari, menyalahgunakan, atau menyelewengkan nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan. Kufur nikmat adalah salah satu dosa besar yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Kufur nikmat dapat mendatangkan murka dan kemurkaan Allah SWT, pengurangan atau penarikan nikmat dari Allah SWT, kesengsaraan dan ketidaktenangan jiwa, serta siksa dan azab Allah SWT di akhirat.
FAQ
Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban yang sering diajukan tentang topik ini.
- Apa contoh nikmat Allah yang sering kita lupakan atau tidak kita sadari?
Beberapa contoh nikmat Allah yang sering kita lupakan atau tidak kita sadari adalah:
- Nikmat iman dan Islam. Nikmat ini adalah nikmat yang paling besar dan paling utama, karena dengan nikmat ini kita dapat mengenal dan menyembah Allah SWT, serta mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Namun, banyak di antara kita yang tidak menyadari betapa beruntungnya kita menjadi seorang muslim, dan tidak menjaga iman dan Islam kita dengan baik.
- Nikmat akal dan ilmu. Nikmat ini adalah nikmat yang sangat penting dan berguna, karena dengan nikmat ini kita dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil, serta mempelajari dan mengamalkan ajaran-ajaran Allah SWT. Namun, banyak di antara kita yang tidak menggunakan akal dan ilmu kita untuk hal-hal yang bermanfaat, bahkan ada yang menggunakan akal dan ilmu kita untuk hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
- Nikmat kesehatan dan keselamatan. Nikmat ini adalah nikmat yang sangat berharga dan berkah, karena dengan nikmat ini kita dapat menjalankan ibadah dan aktivitas kita dengan lancar dan nyaman. Namun, banyak di antara kita yang tidak mensyukuri nikmat ini, bahkan ada yang menyalahgunakan nikmat ini dengan melakukan hal-hal yang dapat merusak atau mengganggu kesehatan dan keselamatan kita.
- Bagaimana cara mengukur tingkat syukur kita kepada Allah SWT?
Tidak ada ukuran pasti atau standar yang dapat mengukur tingkat syukur kita kepada Allah SWT. Namun, kita dapat mengintrospeksi diri kita sendiri dengan beberapa pertanyaan, antara lain:
- Apakah kita selalu mengingat dan menghargai nikmat-nikmat Allah SWT yang kita miliki?
- Apakah kita selalu memuji dan mengagungkan Allah SWT atas nikmat-nikmat yang Dia berikan?
- Apakah kita selalu menggunakan nikmat-nikmat Allah SWT untuk ketaatan dan kebaikan?
- Apakah kita selalu menjauhi segala bentuk kufur nikmat, yaitu mengingkari, menyalahgunakan, atau menyelewengkan nikmat-nikmat Allah SWT?
Jika jawaban kita untuk pertanyaan-pertanyaan di atas adalah ya, maka itu menunjukkan bahwa kita termasuk orang-orang yang bersyukur kepada Allah SWT. Namun, jika jawaban kita untuk pertanyaan-pertanyaan di atas adalah tidak, maka itu menunjukkan bahwa kita termasuk orang-orang yang kufur nikmat atau kurang bersyukur kepada Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus segera memperbaiki diri kita dan meningkatkan syukur kita kepada Allah SWT.
- Bagaimana cara mengatasi rasa kufur nikmat atau kurang bersyukur kepada Allah SWT?
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengatasi rasa kufur nikmat atau kurang bersyukur kepada Allah SWT, antara lain:
- Memohon ampun dan taubat kepada Allah SWT. Kita harus menyadari bahwa kufur nikmat atau kurang bersyukur adalah dosa yang besar di sisi Allah SWT. Kita harus segera memohon ampun dan taubat kepada Allah SWT atas dosa-dosa kita, dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang nasuha (ikhlas), mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (QS. At-Tahrim: 8)
- Membaca dan mempelajari Al-Quran dan As-Sunnah. Kita harus membaca dan mempelajari Al-Quran dan As-Sunnah, karena di dalamnya terdapat banyak ayat dan hadits yang mengingatkan kita tentang nikmat-nikmat Allah SWT, kewajiban kita untuk bersyukur, dan bahaya kufur nikmat. Dengan membaca dan mempelajari Al-Quran dan As-Sunnah, kita akan mendapatkan ilmu dan hidayah yang dapat meningkatkan syukur kita kepada Allah SWT.
- Berdzikir dan berdoa kepada Allah SWT. Kita harus berdzikir dan berdoa kepada Allah SWT, karena dengan berdzikir dan berdoa kita akan selalu mengingat Allah SWT dan nikmat-nikmat-Nya. Dengan berdzikir, kita akan memuji dan mengagungkan Allah SWT, yang merupakan bentuk syukur dengan lisan. Dengan berdoa, kita akan memohon dan mengharap nikmat-nikmat Allah SWT, yang merupakan bentuk syukur dengan hati.
- Bersyukur dengan hati, lisan, dan perbuatan. Kita harus bersyukur dengan hati, lisan, dan perbuatan, karena dengan bersyukur kita akan mengakui dan menghargai nikmat-nikmat Allah SWT, memuji dan mengagungkan-Nya, dan menggunakan nikmat-nikmat itu untuk ketaatan dan kebaikan. Dengan bersyukur, kita juga akan menjauhi segala bentuk kufur nikmat, yaitu mengingkari, menyalahgunakan, atau menyelewengkan nikmat-nikmat Allah SWT.