Pentingnya Menggabungkan Iman dan Amal dalam Islam

Dalam agama Islam, iman dan amal adalah dua aspek yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Konsep ini sangat penting dalam memahami ajaran Islam, dan artikel ini akan menjelaskannya dengan lebih mendalam. Dari beberapa pernyataan ulama dan hadis, kita akan memahami betapa pentingnya menggabungkan iman dan amal dalam praktik kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Mengapa Putriku Enggan Memakai Hijab?

Iman dan Amal dalam Islam

Imam Syekh Abdurrahman bin Qasim rahimahullah mengatakan, “Amal adalah buah dari ilmu. Ilmu dicari untuk menuju sesuatu yang lain (yaitu amal), sebagaimana halnya sebatang pohon. Adapun amal itu laksana buahnya. Oleh sebab itu, harus mengamalkan agama Islam. Karena orang yang memiliki ilmu, namun tidak beramal itu lebih jelek daripada orang yang bodoh.“(Lihat Hasyiyah Tsalatsah Al-Ushul, hal. 12) Pernyataan ini menegaskan pentingnya mengamalkan ilmu yang kita miliki. Iman tanpa amal adalah seperti pohon tanpa buah, tidak memberikan manfaat yang nyata.

Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan, “Bukanlah letak kebaikan seorang insan itu ketika dia telah mengetahui kebenaran tanpa dibarengi kecintaan kepadanya, keinginan, dan kesetiaan untuk mengikutinya. Sebagaimana kebahagiaannya tidaklah terletak pada keadaan dirinya yang telah mengenal Allah dan mengakui apa-apa yang menjadi hak-Nya (ibadah) apabila dia tidak mencintai Allah, beribadah, dan taat kepada-Nya.“(Lihat Mawa’izh Syaikhil Islam Ibni Taimiyah, oleh Syekh Shalih Ahmad Asy-Syami, hal. 92) Dalam pandangan Ibnu Taimiyah, hanya memiliki ilmu tentang agama tidak cukup; kita juga harus memiliki kecintaan dan kesetiaan untuk mengamalkannya.

Keterangan Hadis tentang Iman dan Amal

Dalam sebuah hadis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya, “Amal manakah yang lebih utama?” Beliau menjawab, “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Kemudian, beliau ditanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Lalu, beliau ditanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Haji mabrur.“(Lihat Sahih Al-Bukhari bersama Fath Al-Bari, tahqiq Syaibatul Hamdi, 1: 97) Hadis ini menggarisbawahi bahwa iman adalah yang utama, tetapi juga mencakup amal-amal baik seperti jihad dan haji yang dilakukan dengan niat yang tulus.

Ibnu Baththal rahimahullah menjelaskan bahwa hadis ini menunjukkan bahwa iman mencakup ucapan dan amalan. Ini merupakan bantahan terhadap pandangan sekte Murji’ah yang menyatakan bahwa iman cukup dengan ucapan saja tanpa amalan. (Lihat Syarh Sahih Al-Bukhari li Ibni Baththal, 1: 78) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan tegas menegaskan bahwa iman mencakup keduanya.

Akidah Salaf tentang Iman

Menurut Imam Asy-Syafi’i rahimahullah, “iman mencakup ucapan, amalan, dan niat. Salah satu di antara ketiganya tidak cukup apabila tidak dibarengi dengan yang lainnya.” (Lihat Aqwal At-Tabi’in fi Masa’il At-Tauhid wa Al-Iman, hal. 1122) Hasan Al-Bashri rahimahullah juga menegaskan bahwa “iman adalah yang tertanam di dalam hati dan dibuktikan dengan amalan.” (Lihat Aqwal At-Tabi’in fi Masa’il At-Tauhid wa Al-Iman, hal. 1124)

Ibnu Abi Zamanin Al-Andalusi rahimahullah dan Ibnu Abi Zaid Al-Qairawani rahimahullah menjelaskan bahwa “iman adalah ucapan dengan lisan, keikhlasan dengan hati, dan diamalkan dengan anggota badan. Iman bertambah dengan bertambahnya amal dan berkurang dengan berkurangnya amal. Ini menunjukkan pentingnya menggabungkan ketulusan dalam hati, pengucapan dengan lisan, dan amalan yang sesuai dengan tuntunan agama.” (Lihat Ushul As-Sunnah, hal. 143) dan (Lihat ‘Aqidatu As-Salaf Muqaddimah Ibni Abi Zaid, hal. 60)

Menggabungkan Iman dan Amal dalam Kehidupan Sehari-hari

Dari pemahaman di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa dalam Islam, iman dan amal tidak dapat dipisahkan. Iman adalah landasan yang kuat, tetapi tanpa amal, iman tersebut tidak akan memiliki dampak yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk menggabungkan keduanya dalam praktik keagamaan kita.

Berikut beberapa langkah praktis untuk menggabungkan iman dan amal dalam kehidupan sehari-hari:

1. Pelajari Ilmu Agama: Salah satu langkah awal adalah memahami ajaran Islam dengan mendalami ilmu agama. Pelajari Al-Quran, Hadis, dan ajaran-ajaran Islam lainnya. Ini akan memperkuat iman Anda.
2. Beri Keutamaan pada Iman: Tanamkan iman yang kuat dalam hati Anda. Percayalah pada ajaran Islam sebagai pedoman hidup Anda.
3. Amalkan Ilmu: Tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang Islam. Penting untuk mengamalkan ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, lakukan shalat dengan khusyuk, bersedekah kepada yang membutuhkan, dan berlaku adil dalam interaksi sosial.
4. Jihad di Jalan Allah: Jihad di sini bukan hanya merujuk pada konflik bersenjata, tetapi juga mencakup perjuangan untuk kebaikan, seperti berjuang melawan nafsu dan dosa, serta memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
5. Haji Mabrur: Jika Anda memiliki kesempatan, tunaikan ibadah haji dengan niat yang tulus dan mengikuti tuntunan agama.
6. Selalu Evaluasi Diri: Introspeksi diri secara berkala. Amalkan amal-amal yang baik dan tingkatkan kualitas iman Anda.

Menggabungkan iman dan amal adalah prinsip mendasar dalam agama Islam. Iman adalah dasar yang kuat, tetapi amal adalah bukti nyata dari iman tersebut. Dengan memahami bahwa iman mencakup ucapan, amalan, dan niat, kita dapat merancang kehidupan yang lebih bermakna dan sesuai dengan ajaran Islam. Dalam praktiknya, ini berarti menjalani kehidupan sehari-hari dengan penuh keimanan, mengamalkan ajaran Islam dalam setiap aspek kehidupan, dan terus meningkatkan kualitas iman kita. Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menggabungkan iman dan amal dalam Islam.

Sumber: Muslim.or.id