Pro-Palestina atau tren? Sikap China terhadap perang Israel-Hamas memecah pendapat

China terus menyampaikan kritik terhadap Israel sejak dimulainya perang dengan Hamas, menciptakan opini yang terbagi di antara berbagai pihak. Presiden China, Xi Jinping, menyerukan gencatan senjata dan mengakhiri “hukuman kolektif” terhadap warga Gaza di sela-sela KTT BRICS pekan ini. Bagaimana sikap China terhadap perang Israel-Hamas ini memecah belah pendapat?

China Meminta Gencatan Senjata dan Kritik Terhadap Israel

Ketika Presiden China Xi Jinping memanggil gencatan senjata dan menghentikan “hukuman kolektif” terhadap warga Gaza dalam KTT BRICS, komentarnya menambahkan kritik terhadap Israel sejak awal perang dengan Hamas. Pernyataan tersebut menekankan perlunya memastikan bantuan kemanusiaan dapat berlalu dengan aman dan tanpa halangan serta menghentikan hukuman kolektif terhadap warga Gaza. China awalnya bersikap hati-hati dan ambigu dalam menentukan siapa yang bertanggung jawab atas konflik ini.

Baca Juga: Israel dan Hamas Memulai Gencatan Senjata Empat Hari pada Jumat – Mediator Qatar

Perkembangan Sikap China Selama Konflik

China menunggu satu hari setelah serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel untuk memanggil “pihak terkait” agar mengakhiri konflik dan menekankan perlunya solusi dua negara. Namun, dalam seminggu setelah serangan itu, diplomat China mulai menyebut pemboman Israel di Gaza sebagai bentuk hukuman kolektif dan menegaskan bahwa hak negara itu untuk bertahan diri harus dipandu oleh hukum internasional dan tidak boleh merugikan warga sipil yang tidak bersalah.

Panggilan untuk Solusi Multilateral dan Damai

China kemudian memanggil solusi konflik yang bersifat multilateral dan damai, sejalan dengan pendekatan yang dipromosikan oleh PBB, di mana China mengambil alih kepemimpinan Dewan Keamanan yang berpengaruh awal bulan ini. Dalam upayanya untuk menjadi penengah perdamaian di Timur Tengah, China menyambut gencatan senjata empat hari antara Israel dan Hamas yang mulai berlaku pada Jumat.

Kontroversi Terkait Sikap China

Sikap China terhadap perang ini menjadi kontroversi di kalangan analis. Meskipun beberapa melihat dukungan yang jelas terhadap Palestina dalam kebijakan luar negeri Beijing, yang lain berpendapat bahwa China hanya mencerminkan keseimbangan opini global yang semakin kritis terhadap kampanye bom Israel.

Sebelum perang, China menjaga hubungan baik dengan Israel dan Palestina. Selama era Mao Zedong pada tahun 1960-an, Beijing melihat perjuangan Palestina sebagai bagian dari kampanye global melawan imperialisme dan faksi bersenjata Organisasi Pembebasan Palestina. Saat ini, China membeli sejumlah besar minyak dari Iran, salah satu pendukung utama Hamas, dan Qatar sebagai negosiator kunci, serta negara-negara Teluk lainnya seperti Arab Saudi.

Konsistensi Pernyataan China

Di bawah kepemimpinan Xi, pernyataan China tentang perang ini cukup konsisten dengan pernyataan sebelumnya tentang Gaza pada tahun 2008, 2014, dan 2021, menyerukan akhir kekerasan dan resolusi yang dimediasi. Namun, ada pergeseran yang terlihat dalam retorika Beijing yang lebih kritis terhadap Israel.

Analisis Ahli dan Pernyataan Pemerintah China

Menurut Benjamin Ho Tze Ern, seorang asisten profesor di program China di S Rajaratnam School of International Studies, pernyataan-pernyataan China saat ini menunjukkan dukungan yang jelas terhadap Palestina. Dia menunjukkan bahwa China telah secara konsisten menyerukan gencatan senjata dan menekankan perlunya menghindari konflik yang meluas, serta perlunya konferensi perdamaian lebih luas dengan panduan jelas menuju solusi dua negara.

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, juga secara positif menyatakan dukungan China untuk Palestina. Dia menyebut China sebagai “sahabat baik dan saudara negara-negara Arab dan Muslim” dan pendukung teguh “perjuangan rakyat Palestina“.

Pandangan yang Berbeda

Namun, beberapa analis, seperti Hongda Fan, seorang profesor di Middle East Studies Institute di Shanghai International Studies University, menolak pandangan bahwa Beijing bersikap “memihak Palestina“. Fan berpendapat bahwa posisi China hanya mencerminkan keseimbangan opini publik global di tengah meningkatnya jumlah korban sipil di Gaza.

China dan Peran sebagai Negara Penengah

Analisis Ho dari RSIS menyatakan bahwa konflik ini membantu China mencetak poin melawan Amerika Serikat, pesaing utamanya yang merupakan sekutu dan pendukung utama Israel. Dia mengungkapkan bahwa kunjungan diplomat China ke negara-negara seperti Qatar, Iran, Mesir, dan Arab Saudi selama periode kunjungan resmi AS di kawasan tersebut mencerminkan diplomasi China yang ingin terlihat mendukung negara-negara yang diasingkan oleh Barat.

Getting Info...

About the Author

The best of humanity is the one who is most beneficial to others. When someone has passed away, their deeds are severed except for three things: ongoing charity (Sadaqah Jariyah), beneficial knowledge, and a righteous child who prays for their paren…

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.