Serangan tembak yang terjadi di halte bus pinggiran kota Yerusalem pada Kamis pagi menewaskan tiga orang dan melukai beberapa orang lainnya. Dua penembak yang diduga berasal dari Yerusalem Timur juga tewas setelah ditembak oleh pasukan keamanan dan seorang warga sipil.
Serangan ini terjadi di tengah upaya perpanjangan gencatan senjata antara Israel dan Hamas untuk hari ketujuh, tepat sebelum kesepakatan itu berakhir.
Baca Juga: Israel dan Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata untuk hari ketujuh
Kronologi Serangan
Menurut polisi Israel, 16 orang terluka akibat serangan tembak tersebut. Layanan ambulans Magen David Adom mengatakan delapan korban yang luka parah dievakuasi ke rumah sakit terdekat.
Polisi di Yerusalem Barat mengatakan dua penembak “tiba di lokasi dengan kendaraan yang dilengkapi senjata api”, termasuk senapan M16 dan pistol, dan menembaki kerumunan warga sipil di halte bus.
Dua penembak, yang diketahui sebagai warga Yerusalem Timur, kemudian “dinetralkan oleh pasukan keamanan dan seorang warga sipil di dekatnya”, kata polisi.
Polisi menambahkan bahwa amunisi dan senjata ditemukan di dalam mobil mereka.
Rekaman kamera keamanan yang ditayangkan oleh televisi Channel 12 Israel menunjukkan momen-momen serangan itu. Sebuah mobil putih terlihat berhenti di samping halte bus yang ramai. Dua pria kemudian keluar, mengacungkan senjata, dan berlari ke arah kerumunan orang saat orang-orang berhamburan. Tak lama kemudian penembak-penembak itu ditembak mati.
Identitas Korban
Layanan ambulans Magen David Adom mengatakan salah satu korban adalah seorang wanita berusia 24 tahun. Seorang pria berusia 73 tahun, yang dalam kondisi kritis, dinyatakan meninggal di Pusat Medis Shaare Zedek. Seorang korban lainnya juga meninggal karena luka-lukanya, menurut media Israel.
Layanan ambulans awalnya mengatakan bahwa lima dari yang terluka mengalami luka serius dan dua lainnya mengalami luka ringan hingga sedang.
Latar Belakang Serangan
Serangan ini terjadi di saat Israel dan Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata selama tujuh hari, tepat sebelum kesepakatan itu berakhir.
Militer Israel mengatakan pada Kamis bahwa jeda sementara dalam pertempuran di Jalur Gaza akan terus berlanjut “mengingat upaya para mediator untuk melanjutkan proses pembebasan sandera, dan tunduk pada syarat-syarat kesepakatan”.
Serangan tembak di Yerusalem ini merupakan yang terbaru dalam rangkaian kekerasan yang telah menewaskan lebih dari 200 orang, sebagian besar warga Palestina, sejak Oktober tahun lalu.
Kekerasan ini dipicu oleh ketegangan di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, yang dianggap suci oleh umat Islam dan Yahudi.
Israel telah menuduh Hamas dan kelompok-kelompok militan Palestina lainnya menghasut kekerasan, sementara Palestina menuduh Israel melakukan kebijakan diskriminatif dan penindasan terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat.
Sumber: Aljazeera.com