Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mendesak Israel untuk menyelesaikan dan merilis hasil penyelidikan atas serangan artileri yang menewaskan seorang jurnalis dan melukai enam orang lainnya di Lebanon.
Blinken mengatakan pada hari Kamis bahwa adalah “penting dan tepat” bagi Israel untuk menyelidiki secara menyeluruh serangan tanggal 13 Oktober di Lebanon selatan.
Baca Juga: AS menargetkan jaringan pendanaan Houthi menyusul serangan terhadap kapal komersial
“Pemahaman saya adalah bahwa Israel telah memulai penyelidikan semacam itu, dan akan sangat penting untuk melihat penyelidikan tersebut sampai pada kesimpulan dan untuk melihat hasil dari penyelidikan tersebut,” ujar diplomat tertinggi AS tersebut dalam sebuah konferensi pers.
Blinken juga mengatakan bahwa ia memiliki “kekaguman yang luar biasa” terhadap para jurnalis yang bekerja di wilayah-wilayah berbahaya di seluruh dunia.
Komentar Blinken ini muncul setelah investigasi terpisah yang dilakukan oleh Human Rights Watch (HRW), Amnesty International, dan kantor berita Reuters dan AFP menemukan bahwa sebuah tank Israel bertanggung jawab atas serangan 13 Oktober di Libanon selatan.
Serangan tersebut menewaskan wartawan Reuters Issam Abdallah dan melukai enam wartawan lainnya, termasuk juru kamera Al Jazeera Elie Brakhia dan reporter Carmen Joukhadar.
Militer Israel mengatakan bahwa mereka sedang mengkaji situasi dari serangan tersebut, namun belum mengeluarkan temuan apapun dari hasil investigasinya.
HRW mengatakan dalam laporannya pada hari Kamis bahwa serangan tersebut tampaknya disengaja dan, oleh karena itu, merupakan kejahatan perang.
“Laporan saksi dan bukti video dan foto yang telah diverifikasi oleh Human Rights Watch mengindikasikan bahwa para jurnalis tersebut telah menjauh dari permusuhan yang sedang berlangsung, dapat diidentifikasi dengan jelas sebagai anggota media, dan telah berada di tempat yang tidak bergerak selama setidaknya 75 menit sebelum mereka terkena dua serangan beruntun,” ujar kelompok HAM tersebut.
“Human Rights Watch tidak menemukan bukti adanya target militer di dekat lokasi para jurnalis.“
Amnesty mengatakan bahwa penyelidikannya menunjukkan bahwa militer Israel kemungkinan besar telah melakukan “serangan langsung terhadap warga sipil” dan harus diselidiki karena berpotensi melakukan kejahatan perang.
Sedikitnya 63 wartawan telah terbunuh sejak dimulainya perang di Gaza, menurut Komite Perlindungan Wartawan.
Sumber: Aljazeera.com