Kisah hidup Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam yang paling dekat dan paling setia. Ia adalah orang pertama yang masuk Islam dari kalangan laki-laki dewasa, dan orang pertama yang dipilih oleh Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam sebagai khalifah setelah beliau wafat. Ia juga adalah ayah dari Aisyah Radhiallahu’anha, istri Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam yang paling dicintai. Kisah hidup Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu adalah kisah yang penuh dengan keimanan, kecintaan, keberanian, dan kebijaksanaan. Mari kita simak kisahnya berikut ini.

Baca Juga: Raja Faisal, Sang Pembaharu dan Pejuang Palestina

Siapa Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu?

Nama dan nasab

Nama lengkap Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Luaiy. Ia lahir pada tahun 573 Masehi di Mekkah. Ia mendapat julukan Abu Bakar karena ia adalah ayah dari Bakar bin Abu Bakar. Ia juga mendapat gelar Ash Shiddiq, yang berarti orang yang sangat jujur dan membenarkan, karena ia adalah orang yang paling percaya kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam ketika beliau menceritakan tentang peristiwa Isra’ Mi’raj.

Keturunan dan keluarga

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu berasal dari suku Quraisy, yang merupakan suku terhormat dan terpandang di Arab. Ia termasuk dalam klan Bani Taim, yang merupakan klan yang terkenal dengan kekayaan, kecerdasan, dan keberanian. Ayahnya adalah Utsman bin Amir, yang dikenal dengan sebutan Abu Quhafah, dan ibunya adalah Salma binti Sakhr, yang dikenal dengan sebutan Ummul Khair. Ia memiliki empat istri dan enam anak, yaitu Qutailah binti Abdul Uzza, Ummu Ruman binti Amir, Asma binti Umays, Habibah binti Kharijah, Bakar, Aisyah, Abdullah, Asma, Abdurrahman, dan Ummu Kultsum.

Karakter dan sifat

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu adalah seorang yang memiliki karakter dan sifat yang mulia dan terpuji. Ia adalah seorang yang sangat cerdas, berilmu, dan berakal. Ia adalah seorang yang sangat dermawan, murah hati, dan suka menolong orang lain. Ia adalah seorang yang sangat sabar, tawakkal, dan zuhud. Ia adalah seorang yang sangat taat, takwa, dan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Ia adalah seorang yang sangat jujur, adil, dan amanah. Ia adalah seorang yang sangat berani, tegas, dan berwibawa. Ia adalah seorang yang sangat lembut, rendah hati, dan penyayang.

Bagaimana Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu menjadi sahabat Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam?

Pertemanan sebelum Islam

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu dan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam sudah berteman sejak masa remaja. Mereka memiliki banyak kesamaan, seperti berasal dari suku Quraisy, memiliki kedudukan yang terhormat, memiliki kecerdasan dan keahlian dalam berdagang, dan memiliki sifat yang jujur dan terpercaya. Mereka juga sama-sama tidak menyukai penyembahan berhala dan kejahatan yang dilakukan oleh kaumnya. Mereka sering berkumpul dan berdiskusi tentang berbagai hal, termasuk tentang agama yang benar.

Penerimaan Islam pertama

Ketika Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam mendapatkan wahyu pertama dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala melalui malaikat Jibril, beliau langsung menyampaikannya kepada istrinya, Khadijah Radhiallahu’anha, yang kemudian membenarkan dan masuk Islam. Setelah itu, beliau menyampaikannya kepada sahabatnya, Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu, yang juga langsung membenarkan dan masuk Islam. Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu adalah orang pertama yang masuk Islam dari kalangan laki-laki dewasa. Ia tidak ragu-ragu, tidak bertanya-tanya, dan tidak meminta bukti. Ia langsung percaya dan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah.

Peran dalam dakwah dan hijrah

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu adalah salah satu sahabat yang paling aktif dan paling berpengaruh dalam menyebarkan Islam. Ia menggunakan harta, ilmu, dan pengaruhnya untuk mengajak dan membantu orang-orang masuk Islam. Ia juga membela dan melindungi Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dan sahabat-sahabat lainnya dari gangguan dan kekejaman kaum kafir. Ketika Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam mendapat perintah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk berhijrah dari Mekkah ke Madinah, beliau memilih Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu sebagai teman hijrahnya. Mereka berdua bersembunyi di gua Tsur selama tiga hari, dan kemudian melanjutkan perjalanan mereka dengan bantuan Abdullah bin Uraiqit, seorang pemandu yang dipercayai oleh Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu. Mereka berhasil sampai di Madinah dengan selamat, dan disambut dengan sukacita oleh kaum Anshar.

Apa saja kontribusi Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu dalam Islam?

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu adalah salah satu sahabat yang paling berjasa dan paling berani dalam perang dan jihad di jalan Allah. Ia selalu berada di barisan depan dan di sisi kanan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dalam setiap pertempuran. Ia juga selalu memberikan nasehat, bantuan, dan dukungan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dan sahabat-sahabat lainnya dalam menghadapi musuh-musuh Islam. Ia juga selalu mengeluarkan harta dan tenaganya untuk membiayai dan mempersiapkan perang dan jihad. Salah satu contoh kepemimpinannya adalah ketika Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam menunjuknya sebagai panglima pasukan yang dikirim untuk menaklukkan Romawi di Tabuk. Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu berhasil memimpin pasukan yang berjumlah 30.000 orang dengan baik dan bijak, meskipun menghadapi berbagai kesulitan dan rintangan. Ia juga berhasil mengembalikan kepercayaan dan ketaatan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dari sebagian sahabat yang sempat ragu-ragu dan bermunafik.

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu juga adalah orang pertama yang dipilih oleh Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam sebagai khalifah setelah beliau wafat. Ia dipilih karena ia adalah sahabat yang paling dekat, paling setia, paling berilmu, dan paling berpengaruh di kalangan umat Islam. Ia juga dipilih karena ia adalah orang yang paling mampu untuk melanjutkan risalah dan mempertahankan syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. Ia mengemban amanah kekhalifahan dengan penuh tanggung jawab dan ketakwaan. Ia menghadapi berbagai tantangan dan masalah yang mengancam keutuhan dan keselamatan umat Islam, seperti murtad, riddah, fitnah, dan penyerangan dari musuh-musuh luar. Ia berhasil menyelesaikan semua masalah tersebut dengan kebijaksanaan dan keberanian yang luar biasa. Ia juga berhasil memperluas wilayah Islam dan menyebarkan dakwah ke berbagai negeri. Ia juga berhasil mengumpulkan dan mengkodifikasikan Al-Qur’an dalam satu mushaf yang utuh dan sahih.

Pembelaan terhadap Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu adalah salah satu sahabat yang paling setia dan paling gigih dalam membela Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dari segala bentuk fitnah, hinaan, dan kekerasan yang dilakukan oleh kaum kafir. Ia tidak pernah meninggalkan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dalam keadaan apapun, baik dalam keadaan senang maupun susah, baik dalam keadaan aman maupun bahaya. Ia selalu siap untuk mengorbankan jiwa dan raganya demi membela kebenaran dan kehormatan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. Salah satu contoh pembelaannya adalah ketika Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam mendapat penghinaan dan penganiayaan dari Abu Jahal dan kawan-kawannya di depan Ka’bah. Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu langsung datang dan melawan mereka dengan gagah berani, sambil berkata, “Apakah kalian mau membunuh seorang laki-laki hanya karena ia mengatakan bahwa Allah adalah Tuhannya?” Ia pun mendapat pukulan dan tendangan dari mereka, hingga wajahnya berdarah-darah. Namun, ia tetap teguh dan tidak gentar.

Kepemimpinan dalam perang dan jihad

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu adalah salah satu sahabat yang paling berjasa dan paling berani dalam perang dan jihad di jalan Allah. Ia selalu berada di barisan depan dan di sisi kanan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dalam setiap pertempuran. Ia juga selalu memberikan nasehat, bantuan, dan dukungan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dan sahabat-sahabat lainnya dalam menghadapi musuh-musuh Islam. Ia juga selalu mengeluarkan harta dan tenaganya untuk membiayai dan mempersiapkan perang dan jihad. Salah satu contoh kepemimpinannya adalah ketika Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam menunjuknya sebagai panglima pasukan yang dikirim untuk menaklukkan Romawi di Tabuk. Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu berhasil memimpin pasukan yang berjumlah 30.000 orang dengan baik dan bijak, meskipun menghadapi berbagai kesulitan dan rintangan. Ia juga berhasil mengembalikan kepercayaan dan ketaatan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dari sebagian sahabat yang sempat ragu-ragu dan bermunafik.

Baca Juga: Hannah binti Faqudz, Istri dari Imran

Kekhalifahan dan peneruskan risalah

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu adalah orang pertama yang dipilih oleh Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam sebagai khalifah setelah beliau wafat. Ia dipilih karena ia adalah sahabat yang paling dekat, paling setia, paling berilmu, dan paling berpengaruh di kalangan umat Islam. Ia juga dipilih karena ia adalah orang yang paling mampu untuk melanjutkan risalah dan mempertahankan syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. Ia mengemban amanah kekhalifahan dengan penuh tanggung jawab dan ketakwaan. Ia menghadapi berbagai tantangan dan masalah yang mengancam keutuhan dan keselamatan umat Islam, seperti murtad, riddah, fitnah, dan penyerangan dari musuh-musuh luar. Ia berhasil menyelesaikan semua masalah tersebut dengan kebijaksanaan dan keberanian yang luar biasa. Ia juga berhasil memperluas wilayah Islam dan menyebarkan dakwah ke berbagai negeri. Ia juga berhasil mengumpulkan dan mengkodifikasikan Al-Qur’an dalam satu mushaf yang utuh dan sahih.

Bagaimana akhir hayat Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu?

Sakit dan wafat

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu mengalami sakit yang parah pada bulan Jumadil Akhir tahun 13 Hijriah, ketika usianya mencapai 63 tahun. Ia merasakan demam tinggi dan lemah badan yang menguras tenaganya. Ia tetap berusaha untuk menjalankan tugas-tugasnya sebagai khalifah, meskipun dengan kesulitan. Ia juga tetap berusaha untuk menunaikan shalat lima waktu di masjid bersama umat Islam, meskipun dengan bantuan. Ia juga mempersiapkan penggantinya sebagai khalifah, yaitu Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu, yang ia pilih dengan musyawarah dan persetujuan dari para sahabat. Ia wafat pada hari Senin, 22 Jumadil Akhir tahun 13 Hijriah, atau 23 Agustus 634 Masehi, di rumahnya di Madinah. Ia wafat dalam keadaan bersyahadat dan tersenyum.

Pemakaman dan warisan

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu dimandikan oleh keluarganya dan sahabat-sahabatnya dengan penuh hormat dan cinta. Ia dikafani dengan tiga helai kain putih yang ia beli dengan hartanya sendiri. Ia dishalatkan oleh Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu di masjid Nabawi, dengan dihadiri oleh ribuan umat Islam yang berduka cita. Ia dikuburkan di samping makam Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, yang ia cintai dan ikuti sepanjang hidupnya. Ia meninggalkan warisan yang sangat berharga bagi umat Islam, yaitu Al-Qur’an, sunnah, ilmu, harta, dan teladan yang mulia dan terpuji.

Keutamaan dan kedudukan

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu adalah salah satu sahabat yang paling utama dan paling tinggi kedudukannya di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Ia mendapat pujian, sanjungan, dan kesaksian dari Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam tentang keimanan, kecintaan, kejujuran, dan keberaniannya. Ia juga mendapat keistimewaan, kehormatan, dan kebahagiaan yang tidak didapat oleh sahabat-sahabat lainnya, seperti menjadi teman hijrah, teman gua, teman mimbar, dan teman kubur Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. Ia juga mendapat janji dan kabar gembira dari Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam tentang surga, syafaat, dan kedekatan dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Ia juga mendapat pengakuan dan penghormatan dari para sahabat, tabi’in, dan ulama tentang keutamaan dan kedudukannya sebagai khalifah pertama dan imam umat Islam.

Kesimpulan

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu adalah sahabat Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam yang paling dekat dan paling setia. Ia adalah orang pertama yang masuk Islam dari kalangan laki-laki dewasa, dan orang pertama yang dipilih oleh Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam sebagai khalifah setelah beliau wafat. Ia adalah ayah dari Aisyah Radhiallahu’anha, istri Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam yang paling dicintai. Ia adalah seorang yang memiliki karakter dan sifat yang mulia dan terpuji. Ia adalah seorang yang sangat aktif dan sangat berjasa dalam menyebarkan Islam, membela Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, memimpin perang dan jihad, mengemban kekhalifahan, dan melanjutkan risalah. Ia adalah seorang yang paling utama dan paling tinggi kedudukannya di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Ia adalah seorang yang patut dicontoh dan diteladani oleh umat Islam sepanjang zaman.

Baca Juga: Menelusuri Jejak Ibnu Ajurrum, Penulis Kitab Jurrumiyyah

FAQ

Siapa nama lengkap Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu?

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Luaiy.

Apa julukan dan gelar yang diberikan kepada Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu?

Julukannya adalah Abu Bakar, karena ia adalah ayah dari Bakar bin Abu Bakar. Gelarnya adalah Ash Shiddiq, yang berarti orang yang sangat jujur dan membenarkan, karena ia adalah orang yang paling percaya kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam ketika beliau menceritakan tentang peristiwa Isra’ Mi’raj.

Kapan dan di mana Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu lahir?

Ia lahir pada tahun 573 Masehi di Mekkah, dari suku Quraisy, suku Bani Taim.

Kapan dan bagaimana Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu masuk Islam?

Ia masuk Islam pada tahun 610 Masehi, setelah mendengar dakwah dari Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. Ia adalah orang pertama yang masuk Islam dari kalangan laki-laki dewasa. Ia tidak ragu-ragu, tidak bertanya-tanya, dan tidak meminta bukti. Ia langsung percaya dan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah.

Kapan dan di mana Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu wafat?

Ia wafat pada hari Senin, 22 Jumadil Akhir tahun 13 Hijriah, atau 23 Agustus 634 Masehi, di rumahnya di Madinah. Ia wafat dalam keadaan bersyahadat dan tersenyum. Ia dikuburkan di samping makam Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, yang ia cintai dan ikuti sepanjang hidupnya.

Getting Info...

About the Author

The best of humanity is the one who is most beneficial to others. When someone has passed away, their deeds are severed except for three things: ongoing charity (Sadaqah Jariyah), beneficial knowledge, and a righteous child who prays for their paren…

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.