Utsman bin Affan adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam yang paling terkenal dan terhormat. Ia juga merupakan khalifah ketiga umat Islam, yang memimpin selama 12 tahun. Dalam masa kepemimpinannya, ia banyak berjasa dalam mengembangkan dan menyebarkan Islam ke berbagai penjuru dunia. Namun, ia juga menghadapi banyak tantangan dan fitnah, bahkan sampai akhir hayatnya. Bagaimana kisah hidup Utsman bin Affan yang penuh dengan keimanan, kehormatan, dan kebaikan? Mari kita simak bersama.
Baca Juga: Kisah Hidup Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu
Siapa Utsman bin Affan?
Asal-usul dan keluarga
Utsman bin Affan lahir pada tahun 573 M di Makkah, dari keluarga Bani Umayyah, salah satu klan terkemuka dari suku Quraisy. Ayahnya bernama Affan bin Abi al-Ash, dan ibunya bernama Arwa binti Kurayz. Utsman bin Affan memiliki saudara laki-laki bernama Amr, yang juga masuk Islam. Utsman bin Affan juga memiliki hubungan kekerabatan dengan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, karena kakeknya, Abdu Syams, adalah saudara dari kakek Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, Abdul Muthalib.
Karakter dan sifat
Utsman bin Affan dikenal sebagai sosok yang pemalu, sopan, dan rendah hati. Ia sangat menjaga kesucian dan kehormatannya, sehingga ia tidak pernah menyentuh wanita sebelum menikah, bahkan tidak pernah melihat aurat mereka. Ia juga sangat menjaga adab dan etika, sehingga ia tidak pernah berbicara kasar, berbohong, atau menggunjing orang lain. Ia sangat menghormati Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dan keluarganya, sehingga ia tidak pernah berani menatap wajah beliau, atau mengangkat suaranya di hadapan beliau. Ia juga sangat mencintai Al-Qur’an, sehingga ia sering menghafal dan membacanya.
Kekayaan dan kedermawanan
Utsman bin Affan adalah seorang saudagar yang sukses dan kaya raya. Ia memiliki banyak usaha dagang, yang meliputi perdagangan kain, minyak, gandum, kurma, dan lain-lain. Ia juga memiliki banyak harta benda, seperti unta, kuda, emas, perak, dan permata. Namun, ia tidak pernah sombong atau rakus dengan kekayaannya. Ia selalu bersedekah dan membantu orang-orang yang membutuhkan, terutama kaum muslimin. Ia juga tidak pernah menolak permintaan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, atau mengharapkan balasan dari sedekahnya. Ia hanya mengharapkan ridha Allah swt.
Bagaimana Utsman bin Affan masuk Islam?
Pertemuan dengan Abu Bakar ash-Shiddiq
Utsman bin Affan masuk Islam pada tahun 611 M, ketika ia berusia 38 tahun. Ia adalah salah satu orang yang pertama kali memeluk Islam, setelah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam diutus sebagai rasul. Ia masuk Islam atas ajakan sahabatnya, Abu Bakar ash-Shiddiq, yang juga merupakan sahabat dekat Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. Abu Bakar ash-Shiddiq mengajak Utsman bin Affan untuk bertemu dengan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, dan mendengarkan ajaran-ajaran beliau. Utsman bin Affan pun tertarik dan terkesan dengan ajaran Islam, yang mengajarkan tauhid, akhlak, dan keadilan. Ia pun bersyahadat dan menjadi muslim.
Perlawanan dan siksaan dari kaum Quraisy
Setelah masuk Islam, Utsman bin Affan mendapat banyak cobaan dan ujian dari kaum Quraisy, yang menentang keras dakwah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. Kaum Quraisy mencoba untuk menggoda, mengancam, dan menyiksa Utsman bin Affan, agar ia kembali ke agama nenek moyangnya. Namun, Utsman bin Affan tetap teguh dan sabar dalam mempertahankan imannya. Ia tidak pernah gentar atau goyah dengan gangguan-gangguan kaum Quraisy. Ia juga tidak pernah meninggalkan shalat, puasa, dan ibadah-ibadah lainnya, meskipun harus sembunyi-sembunyi.
Hijrah ke Habasyah dan Madinah
Karena tekanan dan siksaan dari kaum Quraisy semakin parah, Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan sebagian sahabatnya untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), yang dipimpin oleh raja yang adil dan toleran, yaitu raja Najasyi. Utsman bin Affan termasuk salah satu sahabat yang berhijrah ke Habasyah, bersama dengan istrinya, Ruqayyah binti Muhammad, yang merupakan putri Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. Mereka berhijrah dua kali ke Habasyah, yaitu pada tahun 615 M dan 616 M. Setelah itu, mereka kembali ke Makkah, dan kemudian berhijrah lagi ke Madinah, pada tahun 622 M, bersama dengan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dan sahabat-sahabat lainnya.
Apa peran Utsman bin Affan dalam sejarah Islam?
Sahabat dan menantu Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam
Utsman bin Affan adalah salah satu sahabat yang paling dekat dan dicintai oleh Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. Ia juga merupakan menantu Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, karena ia menikahi dua putri beliau secara berturut-turut, yaitu Ruqayyah dan Ummu Kultsum. Karena itu, ia mendapat julukan dzun nurain, yang artinya pemilik dua cahaya. Utsman bin Affan sangat menghormati dan mencintai Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dan keluarganya, dan selalu berusaha untuk menyenangkan dan membela mereka. Utsman bin Affan juga mendapat banyak pujian dan doa dari Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, yang menjamin surga dan kehormatan baginya.
Khalifah ketiga umat Islam
Utsman bin Affan menjadi khalifah ketiga umat Islam, setelah Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab wafat. Ia terpilih secara musyawarah oleh para sahabat, yang mengakui keutamaan dan kelayakan Utsman bin Affan untuk memimpin umat Islam. Ia memulai kepemimpinannya pada tahun 644 M, ketika ia berusia 71 tahun. Dalam masa kepemimpinannya, ia banyak melakukan prestasi dan kontribusi yang luar biasa untuk Islam, baik dalam bidang agama, politik, sosial, ekonomi, maupun militer.
Prestasi dan kontribusi
Utsman bin Affan banyak berjasa dalam mengembangkan dan menyebarkan Islam ke berbagai penjuru dunia. Beberapa prestasi dan kontribusi Utsman bin Affan antara lain adalah:
Pembangunan masjid Nabawi dan sumur Ruma
Utsman bin Affan membangun dan memperluas masjid Nabawi, yang merupakan masjid pertama dan terpenting dalam sejarah Islam. Ia juga membeli sumur Ruma, yang merupakan sumber air bersih bagi penduduk Madinah, dari seorang Yahudi dengan harga yang sangat mahal. Ia kemudian menyumbangkan sumur tersebut untuk kepentingan umum, sehingga semua orang dapat mengambil air dari sumur tersebut secara gratis.
Pembiayaan pasukan Usrah
Utsman bin Affan membiayai pasukan Usrah, yang merupakan pasukan khusus yang dibentuk oleh Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam untuk menghadapi musuh-musuh Islam. Ia menyediakan 950 ekor unta, 50 ekor kuda, dan peralatan perang lainnya, yang bernilai setengah dari harta kekayaannya. Ia juga ikut serta dalam pasukan Usrah, dan berperang bersama Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dan sahabat-sahabat lainnya.
Penyusunan dan penyebaran mushaf Al-Qur’an
Utsman bin Affan menyusun dan menyebarluaskan mushaf Al-Qur’an, yaitu kitab suci umat Islam yang berisi wahyu Allah swt kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. Ia melakukannya untuk menjaga kesatuan dan kemurnian Al-Qur’an, yang saat itu masih tersebar dalam bentuk tulisan di kulit, tulang, daun, dan bahan-bahan lainnya. Ia mengumpulkan semua tulisan tersebut, dan menyusunnya menjadi satu mushaf yang lengkap dan sahih, sesuai dengan urutan dan bacaan yang ditetapkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. Ia kemudian membuat beberapa salinan dari mushaf tersebut, dan mengirimkannya ke berbagai wilayah Islam, agar semua orang dapat membaca dan menghafal Al-Qur’an dengan mudah dan benar.
Perluasan wilayah Islam
Utsman bin Affan melanjutkan dan memperluas wilayah Islam, yang telah dimulai oleh Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Ia mengirimkan pasukan-pasukan Islam untuk menaklukkan dan mengislamkan berbagai negeri, seperti Persia, Romawi, Afrika Utara, Spanyol, dan lain-lain. Ia juga membangun dan memperkuat angkatan laut Islam, yang menjadi alat untuk menyebarkan Islam ke berbagai pulau dan semenanjung. Ia juga mengutus para da’i dan ulama untuk mengajarkan dan mendidik masyarakat baru yang masuk Islam, sehingga mereka dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan baik.
Tantangan dan fitnah
Meskipun Utsman bin Affan banyak berprestasi dan berkontribusi untuk Islam, ia juga menghadapi banyak tantangan dan fitnah, baik dari dalam maupun dari luar. Beberapa tantangan dan fitnah yang dihadapi Utsman bin Affan antara lain adalah:
Pemberontakan dan pembunuhan
Utsman bin Affan mendapat pemberontakan dan pembunuhan dari sekelompok orang yang tidak puas dengan kepemimpinan dan kebijakan-kebijakannya. Mereka menuduh Utsman bin Affan berbuat zalim, nepotis, dan menyimpang dari sunnah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. Mereka juga menyebarkan fitnah dan propaganda untuk memecah belah umat Islam, dan menghasut mereka untuk memberontak terhadap Utsman bin Affan. Mereka kemudian mengepung rumah Utsman bin Affan, dan membunuhnya secara keji, ketika ia sedang membaca Al-Qur’an. Pembunuhan Utsman bin Affan terjadi pada tahun 656 M, ketika ia berusia 83 tahun.
Pembelaan dan pujian dari Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam
Utsman bin Affan mendapat pembelaan dan pujian dari Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, yang mengetahui dan menyaksikan keutamaan dan kelayakan Utsman bin Affan. Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah memilih Utsman untuk menjadi khalifah setelahku, dan telah memasukkan dia ke dalam surga.” Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda, “Sesungguhnya Allah akan memberi pakaian kehormatan kepada Utsman, yang tidak akan dilepas oleh siapa pun. Barangsiapa yang mencoba melepaskannya, maka Allah akan melepaskan pakaian kehormatannya.” Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda, “Sesungguhnya Utsman adalah dari golongan para nabi, kecuali bahwa tidak ada nabi setelahku.”
Baca Juga: Kisah hidup Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu
Apa pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah Utsman bin Affan?
Keimanan dan ketakwaan
Kisah hidup Utsman bin Affan mengajarkan kita tentang keimanan dan ketakwaan, yaitu sikap hati yang taat dan tunduk kepada Allah swt, dan menjalankan segala perintah dan larangan-Nya. Utsman bin Affan menunjukkan keimanan dan ketakwaannya dengan masuk Islam sejak awal, dan tidak pernah meninggalkan Islam, meskipun mendapat banyak cobaan dan ujian. Ia juga menunjukkan keimanan dan ketakwaannya dengan menjalankan ibadah-ibadah dengan sempurna, dan menghafal dan mengamalkan Al-Qur’an dengan baik.
Kehormatan dan kesabaran
Kisah hidup Utsman bin Affan mengajarkan kita tentang kehormatan dan kesabaran, yaitu sikap jiwa yang menjaga martabat dan harga diri, dan tidak mudah putus asa atau marah, ketika menghadapi kesulitan atau musibah. Utsman bin Affan menunjukkan kehormatan dan kesabarannya dengan menjaga kesucian dan kehormatannya, dan tidak pernah berbuat dosa atau maksiat. Ia juga menunjukkan kehormatan dan kesabarannya dengan menghadapi perlawanan dan siksaan dari kaum Quraisy, dan pemberontakan dan pembunuhan dari orang-orang yang dengki, dengan tenang dan tawakkal.
Kecintaan dan kebaikan
Kisah hidup Utsman bin Affan mengajarkan kita tentang kecintaan dan kebaikan, yaitu sikap raga yang menyayangi dan membantu sesama, dan berbuat baik kepada semua makhluk. Utsman bin Affan menunjukkan kecintaan dan kebaikannya dengan mencintai dan menghormati Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dan keluarganya, dan menjadi menantu beliau dua kali. Ia juga menunjukkan kecintaan dan kebaikannya dengan bersedekah dan membantu orang-orang yang membutuhkan, terutama kaum muslimin, dengan sebagian besar hartanya. Ia juga menunjukkan kecintaan dan kebaikannya dengan mengembangkan dan menyebarkan Islam, dan memberikan manfaat kepada umat manusia.
Kesimpulan
Utsman bin Affan adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam yang paling terkenal dan terhormat. Ia juga merupakan khalifah ketiga umat Islam, yang memimpin selama 12 tahun. Dalam masa kepemimpinannya, ia banyak berjasa dalam mengembangkan dan menyebarkan Islam ke berbagai penjuru dunia. Namun, ia juga menghadapi banyak tantangan dan fitnah, bahkan sampai akhir hayatnya. Kisah hidup Utsman bin Affan mengajarkan kita tentang keimanan, kehormatan, dan kebaikan, yang dapat menjadi teladan dan inspirasi bagi kita semua.
FAQ
Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban yang sering diajukan tentang kisah hidup Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu.
Q: Apa julukan yang diberikan kepada Utsman bin Affan karena ia menikahi dua putri Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam?
A: Julukan yang diberikan kepada Utsman bin Affan adalah dzun nurain, yang artinya pemilik dua cahaya.
Q: Apa nama mushaf Al-Qur’an yang disusun dan disebarluaskan oleh Utsman bin Affan?
A: Nama mushaf Al-Qur’an yang disusun dan disebarluaskan oleh Utsman bin Affan adalah mushaf Utsmani, yang merupakan mushaf yang paling banyak digunakan oleh umat Islam hingga saat ini.
Q: Apa nama pasukan khusus yang dibentuk oleh Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dan dibiayai oleh Utsman bin Affan?
A: Nama pasukan khusus yang dibentuk oleh Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dan dibiayai oleh Utsman bin Affan adalah pasukan Usrah, yang juga dikenal sebagai pasukan Tabuk, karena mereka berperang di daerah Tabuk.
Q: Apa nama sumur yang dibeli oleh Utsman bin Affan dari seorang Yahudi dan disumbangkan untuk umum?
A: Nama sumur yang dibeli oleh Utsman bin Affan dari seorang Yahudi dan disumbangkan untuk umum adalah sumur Ruma, yang juga dikenal sebagai sumur Bir Utsman, karena ia menjadi milik Utsman bin Affan.
Q: Apa nama kelompok orang yang memberontak dan membunuh Utsman bin Affan?
A: Nama kelompok orang yang memberontak dan membunuh Utsman bin Affan adalah Khawarij, yang artinya keluar atau menyimpang, karena mereka keluar dari jamaah dan ajaran Islam yang benar. Mereka juga dikenal sebagai pembunuh khalifah, karena mereka membunuh Utsman bin Affan dan juga Ali bin Abi Thalib, khalifah keempat umat Islam.